Selasa, 01 September 2009

PERANAN SENG TERHADAP PENURUNAN SISTEM IMUNITAS TUBUH SERTA KORELASINYA DENGAN PENYAKIT INFEKSI

Seng merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dan memiliki peranan penting dalam nutrisi serta pemeliharaan kesehatan. Seng dibutuhkan agar sistem dalam tubuh kita memiliki fungsi yang normal. Hal ini disebabkan, seng berperan pada pertumbuhan dan diferensiasi sel dengan efek pada pertahanan antioksidan, sintesis kolagen serta berperan vital dalam keoptimalan fungsi dari sistem imunitas. Sejumlah besar enzim juga bergantung pada zink untuk aktivitas katalitik sebaga contoh: alcohol dehydrogenase; zinc containing metallo-enzymes seperti RNA polymerases, carbonic anhydrase, dan alkaline phosphatases).1

Defisiensi dari zink dapat menyebabkan terganggunya respon imun, terganggunya pertumbuhan dan lemahnya struktur kolagen dengan penyembuhan luka yang terlambat. Dalam kapasitas antioksidan, seng berkontribusi untuk melindungi sel dari radikal oksigen reaktif dan nitrogen reaktif yang diproduksi selama aktivasi sistem imun.1

Terganggunya respon imun akibat defisensi zink meliputi penurunan imunitas spesifik innate dan adaptif, penurunan produksi antibody, proliferasi limfosit sebagai respon untuk rangsangan mitogen dan penurunan rasio CD4+/CD8+.2,3 Imunitas non-spesifik (innate) merupakan lini pertama dari sistem pertahanan yang terganggu oleh perubahan konsentrasi zink. Penurunan seng menyebabkan terganggunya mediator selular dari imunitas non-spesifik (innate) seperti kemampuan fagositosis dari makrofag dan neutrofil, aktivitas Natural Killer Cell, tahap reaksi oksidatif dan aktivitas komplemen. Berdasar penelitian yang telah dilakukan secara in vitro dan dalam studi “Zinc-deficient”, seng memainkan peranan penting dalam cell-mediated dan imunitas humoral. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya lymphopenia., gangguan perkembangan sel-sel limfosit, penurunan proliferasi, peningkatan apoptosis, dan atrofi timus. Seng penting dalam pengikatan intraselular antara tyrosine kinase dengan reseptor sel T yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan aktivasi dari limfosit T. Seng juga merupakan kofaktor esensial bagi hormon thymulin yang dihasilkan timus, yang menginduksi beberapa sel T-marker dan meningkatkan fungsi sel T, termasuk sitotoksisitas alogenik, fungsi supresor dan produksi interleukin-2. Seng juga memodulasi produksi sitokin pada sel nuklear perifer darah dan menginduksi proliferasi dari CD8+ sel T.1

Respon imun yang terganggu menyebabkan terjadinya perubahan resistensi terhadap infeksi. Oleh karena itu diperlukan intake seng yang tetap karena seng tidak tersimpan di dalam tubuh. Studi NHANES III di US menunjukkan bahwa kelompok yang rentan mengalami inadekuat seng adalah anak-anak berumur 1-3 tahun, remaja putrid berumur 12-19 tahun dan usia lanjut > 71 tahun.1 Berdasarkan penelitian pada Wayne State University School of Medicine, ditemukan bahwa suplementasi seng dapat mengurangi infeksi pada orang berusia lebih dari 55 tahun.4,2 Sehubungan dengan penyakit infeksi, studi in vitro mengenai garam seng menunjukkan bahwa pada konsentrasi 0,1 mmol/l, akan memiliki properti antiviral dan menghambat replikasi dari rhinovirus. Efek seng pada replikasi rhinovirus berhubungan dengan konsentrasi ion Zn2+ dan tidak berhubungan dengan jumlah total dari seng. Efek Antiviral dari ion Zn2+ memiliki keefektifan yang sama dengan interferon. Penelitian yang dilakukan oleh Zinc Investigators’ Collaborative Group berhasil menemukan bahwa dengan intake seng 10-30 mg/hari dapat menjadi terapi adjuvan yang penting untuk mengobati terjadinya penyakit infeksi khsususnya infeksi diare pada anak-anak di negara berkembang.

DAFTAR PUSTAKA:

  1. Wintergerst E, Maggini S, Hornig D. Immune-Enhancing Role of Vitamin C and Zinc and Effect on Clinical Conditions. Annals of Nutrition and Metabolism 2006; 50:85-94. [terhubung berkala]. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=995806001&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1199355234&clientId=55681. [3 Januari 2008].
  2. Hodkinson C, Kelly M, Alexander H, Bradbury I, et al. Effect of Zinc Supplementation on the Immune Status of Healthy Older Individuals Aged 55-70 Years: The ZENITH Study. The Journals of Gerontology: Series A : Biological sciences and medical sciences 2007; 62A:598-609. [terhubung berkala]. http://proquest.umi.com/pqdweb?index=15&did=1320107011&SrchMode=1&sid=4&Fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1199352419&clientId=55681. [3 Januari 2008].
  3. Donabedian H. Nutritional Therapy and Infectious Diseases: a Two-Edged Sword. Nutrition Journal 2006; 5:21. [terhubung berkala]. http://www.nutritionj.com/content/5/1/21. [3 Januari 2008].
  4. Anonymous. Zinc Helps Ages 55-Plus Fight Infection. Tufts University Health & Nutrition Letter .Jun 2007: 25(8). [terhubung berkala].

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=1282492151&SrchMode=1&sid=3&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1199352031&clientId=55681. [3 Januari 2008].

Senin, 31 Agustus 2009

Langkah-Langkah Jitu Mengatasi Insomnia

Teman-teman pasti pernah merasa gelisah karena tidak dapat tidur meski waktu sudah menunjukkan tengah malam? Meski berusaha memejamkan mata, pikiran kalian terus melayang hingga tak bisa tidur. Alhasil, badan pun lemas di pagi hari dan kepala terasa pusing karena kondisi tubuh masih kurang untuk istirahat. Inilah gejala insomnia yang harus kalian waspadai. Inget ya insomnia bukan amnesia (apaan lagi tuh? Hi7x.) Dulu aku sering ketuker antara insmonia dan amnesia. Wkwkwkwk.
Insomnia dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata rata setiap orang pernah mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyebutkan 30 – 50% populasi mengalami insomnia.
Insomnia ini bisa disebabkan menyerang semua golongan usia. Meskipun demikian, angka kejadian insomnia akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mungkin disebabkan oleh stress yang sering menghinggapi orang yang berusia lebih tua. Dis amping itu, perempuan dikatakan lebih sering menderita insomnia bila dibandingkan laki laki.
Selain karena masalah stress, insomnia juga bisa terjadi karena ada masalah pada makanan kalian. Hal lain yang bisa menyebabkan insomnia adalah suasana kamar yang tidak mendukung, cemas, hingga konsumsi kafein yang berlebih.
Ternyata tidak enak ya menderita insomnia. Maka dari itulah saya posting di sini beberapa cara untuk mengatasinya. He7x. Tapi ingat y, ini hanya beberapa cara. Berarti masih banyak cara-cara yang lain untuk mengatasi insomnia seperti akta pepatah banyak jalan menuju Roma. Ho7x. Beberapa cara itu adalah :

1. Olahraga teratur
Berolahragalah secara teratur. Beberapa penelitian menyebutkan berolah raga yang teratur dapat membantu orang yang mengalami masalah dengan tidur. Olah raga sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan bukan beberapa menit menjelang tidur. Dengan berolah raga, kesehatan teman-teman menjadi lebih optimal sehingga tubuh dapat melawan stress yang muncul dengan lebih baik. Selain itu dengan berolahraga akan membaut metabolisme, daya tahan, dan sirkulasi darah tubuh menjadi lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali.

2. Kurangi konsumsi kaffein
Minimalisasikan asupan kafein seperti teh atau kopi. Bila teman-teman ingin mengkonsumsinya, lakukanlah di pagi hari, atau paling lambat 4 jam sebelum tidur di malam hari. Kafein yang dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu tidur hanya akan menghambat datangnya rasa kantuk. Hal itu disebabkan karena kafein bersifat simpatomimetik sehingga akan menyebabkan tubuh kita berada di dalam kondisi siap siaga terus. He7x.

3. Perhatikan waktu makan
Teman-teman juga mesti memperhatikan waktu makan, beri waktu minimal dua jam sebelum tidur setelah menyantap makanan terakhir makan malam. Jarak makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur justru akan meningkatkan metabolisme dan suhu tubuh, sehingga membuat tidur semakin sulit. Dengan cara ini, kalian juga dapat menjaga berat badan, mengingat tidur setelah makan besar akan banyak menyimpan lemak. Jika benar-benar kelaparan, pilihlah cemilan seperti sereal gandum yang dicampur susu, tofu, bubur gandum, atau roti yang ditaburi wijen. Namun, tetap saja berikan jarak minimal satu jam sebelum tidur karena tryptophan juga membutuhkan waktu untuk merangsang otak.

4. Makanlah makanan berkarbohidrat menjelang tidur
Untuk bisa tidur dengan nyenyak, tubuh kita membutuhkan trytophan atau yang sering disebut zat penidur. Trytophan, yang merupakan jenis asam lemak, berfungsi menghasilkan serotonin yang dapat mengendurkan syaraf pada pusat otak karena sifatnyta sebagai neurotransmitter inhibitor. Saat otak sudah rileks, kita akan lebih mudah tertidur dengan kualitas yang baik. Trytophan banyak terdapat pada makanan berkabohidrat ringan. Kue muffin, biskuit, atau buah bisa dijadikan solusi. Namun jangan terlalu kenyang, pencernaan anda akan terbebani karena harus bekerja keras mencerna, sehingga istirahat Anda tidak dapat maksimal.

5. Lakukan aktivitas yang membuat kalian nyaman untuk tidur
Teman-teman bisa memulainya dengan menuangkan minyak aromaterapi pada diffuser, mandi air hangat, menyetel lagu favorit atau melapisi tempat tidur dengan selimut yang nyaman. Saat tidur, matikan lampu, matikan hal hal yang menimbulan suara, pastikan teman-teman nyaman dengan suhu ruangan tidur kalian. Jauhkan jam meja dari pandangan kalian karena benda itu dapat membuat kalian cemas karena belum dapat terlelap sementara jarum jam kian larut.

6. Tempat tidur hanya untuk tidur
Bila teman-teman ingin membaca atau menonton tv sebaiknya lakukan di tempat lain sehingga saat teman-teman pergi ke tempat tidur, 'alarm' di tubuh kalian segera mengingatkan bahwa ini adalah waktu untuk tidur. Hal ini akan membantu tubuh kalian menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tidur. Saat kalian berbaring di tempat tidur, maka akan timbul rangsangan untuk tidur.

7. Jernihkan pikiran
Jernihkan pikiran teman-teman. Enyahkan segala kekhawatiran yang menghinggapi pikiran kalian. Salah satu cara untuk ini adalah menuliskan semua pikiran kalian lewat media blog. Hi7x.

8. Tidur dan bangunlah dalam periode yang teratur
Tidur dan bangunlah dalam periode waktu yang teratur setiap hari. Waktu tidur yang kacau akan mengacaukan waktu tidur kita selanjutnya.

Namun apabila insomnia teman-teman masih berlanjut silahkan hubungi dokter umum, dokter spesialis kesehatan jiwa, psikiater, dan lain-lain. Wkwkwkwk. Semoga postingan saya kali ini berguna bagi kalian sebagaimana postingan saya yang sebelumnya. Amin. Gbu.

Minggu, 30 Agustus 2009

Apa sih yang Disebut Sebagai Masuk Angin?

Pasti teman-teman sudah sering mendengar tentang apa itu masuk angin. Teman-teman mungkin sudah mengetahui pula gejala-gejala penyakit yang satu ini seperti kedinginan, kembung, pegak-pegal, sering buang angin (bisa sampai incontinensia alvi malah. Hi7x. Canda dech), bersin-bersin, pilek, dan lain-lain. Seringkali masuk angin sering dihubung-hubungkan dengan udara yang dingin seperti udara pada malam hari. Kaum awam berpendapat bahwa udara yang dingin dapat lebih mudah masuk melalui pori-pori kulit kita ketimbang udara biasa sehingga tidak jarang orang-orang yang keluar malam seperti pengendara motor memakai jaket yang tebal agar mereka tidak "kemasukan" angin itu. He7x.
Apa itu sebenarnya masuk angin? Di dalam dunia kedokteran, tidak ada istilah masuk angin. Namun jangan salah, banyak mahasiswa kedokteran yang belum mengerti istilah masuk angin dilihat dari kacamata kedokteran. Malahan mereka juga berpikiran bahwa masuk angin merupakan salah satu nama penyakit. Kan repot kalau besok sudah jadi dokter mendiagnosis pasiennya sakit masuk angin. Wkwkwkwk. Kalau begitu, mari kita mencoba menelusuri apa yang sesungguhnya terjadi di dalam tubuh kita ketika penyakit yang disebut kaum awam itu sebagai masuk angin menyerang kita. Berikut adalah beberapa penjelasan yang saya rangkum setelah membaca dari berbagai sumber.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh kita selalu berada di dalam kondisi homeostasis (bukan hemostasis, awas aja kalau mahasiswa FK gak tahu bedanya. He7x). Maksudnya tubuh selalu menjaga diri agar setiap proses yang terjadi di dalam tubuh ini (metabolisme) tetap di dalam kondisi yang optimal yang salah satunya adalah menjaga suhu tubuh ini tetap normal. Apabila suhu di luar tubuh dingin, tubuh akan merespon sedemikian rupa sehingga tubuh tidak dalam keadaan hipotermi (suhu tubuh di bawah normal). Apalagi kalau suhu tubuh di bawah 36 derajat celcius hal ini sangat membahayakan karena dengan suhu tubuh di bawah 36 derajat celcius, akan sangat sulit untuk menaikkannya. Maka dari itu tubuh memberikan respon dengan melakukan vasokonstriksi (penyempitan lumen pembuluh darah)melalui berbagai macam mediator-mediator kimiawinya. Akibatnya peredaran tubuh kita kurang lancar sehingga menyebabkan hasil metabolisme akan terakumulasi di sel-sel tubuh. Asam laktat misalnya, akan yang apabila tertimbun di dalam sel-sel otot sehingga menyebabkan kalau orang yang masuk angin menjadi pegal-pegal.
Karena respon vasokonstriksi itu dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis, maka sistem saraf simpatis itu pun "menjalarkan" pengaruhnya ke seluruh tubuh kita tidak terkecuali traktus digestivus. Oleh karena sistem simpatis itu memiliki sifat antiperistaltik, maka peristaltik di usus menjadi berkurang yang nantinya akan membuat gas yang ada di dalam traktus digestivus kita terutama di intestinum terkepung di dalam sana. Nah, hal inilah yang menyebabkan kita kenyang karena angin atau sering kita sebut sebagai kembung.
Di dalam cuaca yang dingin, tentu saja kita tidak lupa untuk bernafas. Sebagaimana kita tahu, udara yang masuk ke traktus respiratorius kita akan mengalami tiga perubahan di cavum nasi kita yaitu suhu, tekanan, dan kelembaban, agar udara yang sampai ke pulmo kita menjadi suhu yang optimal untuk terjadinya sebuah mekanisme pertukaran oksigen dan karbondioksida. Namun karena cuaca yang terlalu dingin mungkin saja ketiga mekanisme tersebut menjadi kurang optimal yang nantinya akan menyebabkan suhu yang masuk ke traktus respiratorius yang lebih distal lagi dari cavum nasi menjadi lebih rendah dari suhu optimal. Suhu yang lebih rendah dari suhu optimal ini akan menyebabkan penurunan motilitas dari silia-silia yang ada di traktus respiratorius kita. Padahal kita tahu bahwa fungsi silia-silia tersebut adalah untuk mengeluarkan lendir, bakteri, virus, dan corpus alienum yang lainnya. Dengan melambatnya motilitas silia-silia tersebut menyebabkan tubuh kita akan rentan terkena penyakit-penyakit traktus respiratorius seperti batuk, pilek, dan sebagainya.
Itulah yang bisa saya berikan untuk teman-teman. He7x. Semoga blog ini bisa menambah ilmu kalian terutama teman-teman mahasiswa kedokteran. Mari kita bersama-sama menjadi calon dokter yang benar-benar berkompeten. Amin. Gbu.

Minggu, 09 Agustus 2009

Migrain : Pertanda Awal Terkena Mitral Valve Prolaps?


Mungkin teman-teman sering mendengar kata migrain atau sudah pernah mengalaminya. Migrain sering diartikan sebagai sakit kepala sebelah. Namun secara ilmiah berarti sebuah kondisi di mana terjadi spasme dari arteri tertentu yang berada di dalam otak sehingga menyebabkan sakit kepala yang berdenyut pada salah satu sisi kepala. Apa sih yang menyebabkan migrain? Lalu apa hubungannya dengan Mitral Valve Prolapse (MVP)? Namun sebelumnya, saya akan membahas dulu apa itu MVP. MVP adalah sebuah kondisi medik di mana terjadi abnormalitas pada fungsi dari katup mitral (bikuspidalis). Keabnormalitasannya ditunjukkan dengan adanya penutupan yang tidak sempurna pada saat darah dipompakan dari ventrikel kiri menuju seluruh tubuh yang dikarenakan terdapat kelainan pada jaringan ikat pada anulus fibrosus. Akibatnya sering terjadi regurgitasi dari ventrikel kiri menuju atrium kiri. Gambar di atas mungkin bisa membantu bagaimana proses dari MVP itu. Apa sih tanda-tanda MVP? Tanda-tandanya adalah sakit dada di sebelah kiri, palpitasi, mudah lelah, pening pada saat berdiri tiba-tiba, emosi yang tidak stabil, nafas pendek, dan lain-lain. Apa sih yang bisa menyebabkan MVP? Masih belum diketahui. Tapi kemungkinan besar adalah genetik, infeksi candida, serangan panik, kekurangan nutrisi (magnesium), dan lain-lain. Rendahnya kadar magnesium mengakibatkan berkurangnya kadar kolagen pada jaringan ikat katup mitral akibatnya hubungan antara katup mitral dengan cincin penguatnya (anulus fibrosus) menjadi melemah sehingga membuat mobilitas dari katup mitral menjadi terganggu dan ditunjukkan dengan adanya prolaps dari katup tersebut. Selain itu rendahnya kadar magnesium di dalam darah juga akan meningkatkan kadar katekolamin darah yang pada akhirnya bisa menyebabkan agregasi trombosit. Agregasi trombosit inilah yang nantinya akan menyebabkan kerusakan platelet. Rusaknya platelet akan membebaskan molekul serotonin yang dapat memicu terjadinya migrain. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kekurangan magnesium dapat mengakibatkan migrain di mana pasien migrain memiliki resiko dua kali lebih besar di dalam menderita MVP ini. Jadi untuk teman-teman, janganlah meremehkan migrain. Mungkin saja itu pertanda awal kalian terkena MVP. Jadi apabila kalian menderita migrain, waspadalah selalu. Minumlah obat dan jangan lupa untuk diet magnesium karena magnesium dapat mencegah terjadinya migrain dan MVP. Semoga artikel ini dapat membantu kita untuk bisa hidup lebih sehat. He7x. Gbu all.

Deteksi Partus Prematurus dengan Fetal Fibronectin

Kelahiran bayi prematur spontan terjadi sekitar 7-11% dari kehamilan dengan masa gestasi sebelum 37 minggu dan 3-4% dari kehamilan dengan masa gestasi sebelum 34 minggu. Hampir sebagian besar neonatus yang meninggal terjadi pada bayi yang lahir sebelum masa gestasi 34 minggu. Banyak dari bayi prematur yang bertahan hidup menderita morbiditas yang serius seperti bronchopulmonary dysplasia, intraventricular haemorrhage, retrolental fibroplasia, neurodevelopmental problems, dan gangguan kognitif. Terjadinya partus premature dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu: overdistensi dari membrane myometrial dan fetal yang berlebihan, pendarahan desidual, aktivasi endokrin fetal yang terlalu cepat dan infeksi pada intrauterine atau inflamasi.


Banyak cara untuk mendeteksi apakah akan terjadi partus premature atau tidak, yaitu dengan cara menggunakan satu atau kombinasi dari biomarker yang ada (sitokin, fetal fibronectin, IL, TNF, dll) dan pengukuran fisik (panjang serviks). Salah satunya adalah pemeriksaan biomarker “Fetal Fibronectin”. Pemeriksaan ini telah mulai dilakukan sebagai salah satu cara untuk memprediksikan terjadinya partus prematur sejak pertama kali digunakan oleh Lockwood dan rekan sekerjanya pada tahun 1991.


“Fetal Fibronectin” (fFN) adalah matriks glikoprotein ekstraselular yang terlokalisasi pada pertemuan dari maternal-fetal dari membran amnion, antara korion dan desidua dimana matriks ini terkonsentrasi pada daerah antara desidua dan trofoblas.. Pada kondisi normal, fFN ditemukan dalam kadar yang rendah dalam sekresi cervico-vaginal. fFN dihasilkan akibat terjadinya kerusakan mekanikal atau inflamasi pada membran atau plasenta sebelum kelahiran. Pemeriksaan fFN dilakukan dalam waktu 1 jam. Bahan yang digunakan untuk diperiksa adalah cairan serviko vaginal. Pemeriksaan ini diawali dengan meletakkan spekulum ke dalam vagina, lalu dengan menggunakan lidi kapas/Q tip/Dacron swab, diambil sekret serviko vaginal pada daerah forniks posterior vagina dan servik. Cara mengambilnya dengan memutar secara hati-hati Dacron swab tersebut pada daerah forniks posterior selama kurang lebih 10 detik agar cairan servikovaginal terabsorbsi. Sampel tersebut kemudian ditempatkan pada tabung yang berisi buffer. Namun, pemeriksaan ini dapat memberikan hasil palsu jika terjadi luka pada servik sebelumnya, seperti akibat koitus, pemeriksaan servik dengan jari, ultrasonografi vagina, kultur mikrobiologi sekret vagina atau pap smear. Pemeriksaan juga akan menjadi invalid jika swab terkontaminasi dengan pelicin, sabun atau desinfektan, karena dapat mempengaruhi reaksi antigen-antibodi.


Swab dari fFN dapat diambil dari ektocervix atau fornix vaginal posterior kemudian dicampurkan ke dalam enzim ELISA (Immunosorbent assay) yang berisi FDC-6 antibodi monoklonal dan selanjutnya dapat digunakan untuk mendeteksi fetal fibronectin. Cairan servikovaginal ini akan membentuk kompleks antigen antibodi setelah diinkubasikan ke dalam sumur plastic mikroliter yang pada dindingnya telah dilapisi dengan FDC-6 antibodi monoklonal. Kompleks ini kemudian dicuci untuk membuang materi yang tidak spesifik. Kompleks yang telah dicuci ini kemudian direaksikan dengan antibody human fibronectin yang telah dilabel dengan enzim, Setelah itu, dilakukan pencucian kembali untuk membuang antibodi berlabel yang tak terikat dan kemudian diinkubasi dengan substrat. Keberadaan fFN pada specimen ini ditentukan secara spektrofotometri dengan panjang gelombang 550nm. Hasil ini dapat mengindikasikan adanya kelahiran prematur spontan.

Penggunaan test ini ditujukan untuk ibu hamil dengan masa gestasi 24-35 minggu disertai gejala dan tanda partus prematurus, membran yang masih utuh dan dilatasi serviks kurang dari 3 cm. Gejala dan tanda dari partus prematurus adalah adanya kontraksi uterus, nyeri perut bagian bawah yang intermiten, nyeri punggung, rasa tekanan pada pelvis, perdarahan pervagina selama trimester kedua atau ketiga, kram intestinal, perubahan secret vagina, dan adanya perasaan khawatir/tidak nyaman.


Pemeriksaan fFN tidak bisa digunakan sebagai skrining terjadinya partus prematur. Pemeriksaan ini baru dapat dilakukan jika ada gejala dan tanda partus prematur seperti yang disebutkan diatas serta memang jika terdapat risiko tinggi untuk memungkinkan terjadinya partus prematurus. Pemeriksaan ini paling akurat dalam memprediksikan kelahiran prematur spontan ketika dilkukan dalam kurun waktu 7-10 hari setelah pemeriksaan pada wanita dengan gejala-gejala akan terjadinya kelahiran prematur sebelum adanya peningkatan dilatasi dari servik.


Daftar Pustaka:

Berghella V, Hayes E, Visintine J, Baxter JK. Fetal fibronectin testing for reducing the risk of preterm birth. Cochrane Database Syst Rev. 2008 Oct 8;(4):CD006843.

Dewi J, Rastini A. Fetal Fibronectin sebagai Prediktor Partus Prematurus. Cermin Dunia Kedokteran 2007; 34 (5). 245-248.

Honest H, Bachmann LM, Gupta JK, Kleijnen J, Khan KS. Accuracy of cervicovaginal fetal fibronectin test in predicting risk of spontaneous preterm birth: systematic review. BMJ 2002; 325(7359): 301.

Ting HS, Chin PS, Yeo GSH, Kwek K. Comparison of Bedside Test Kits for Prediction of Preterm Delivery: Phosphorylated Insulin-like Growth Factor Binding Protein-1 (pIGFBP-1)Test and Fetal Fibronectin Test. Ann Acad Med Singapore 2007;36:399-402.

Tribe RM. A translational approach to studying preterm labour. BMC Pregnancy Childbirth 2007; 7(Suppl 1): S8.

Jumat, 07 Agustus 2009

Musculus Sphenomandibularis : Ada atau Tidak Ya?


Duh. Anatomi lagi, anatomi lagi. Memang pelajaran yang satu ini untuk sebagian besar sungguh menyulitkan (termasuk ak jg c. hi7x). Kita dituntut tidak hanya untuk menghafal tapi juga mengerti. Dimulai dari tulang, otot, saraf, dan lain-lain d. Pussssiiiinnnngggg7x. Tapi dibalik kesulitan itu semua ada satu fakta yang menarik dan mungkin banyak teman-teman yang tidak menyadarinya. Di mana ilmu anatomi adalah ilmu yang jarang sekali memiliki perkembangan. Dibandingkan ilmu-ilmu kedokteran yang lain terutama farmakologi yang membahas tentang obat-obat yang tiap tahun hampir selalu terjadi perkembangan seperti diketemukannya obat-obatan yang baru untuk penyakit ini penyakit itu. Argggghhhh!!!! Pokokny pusing d. Berbeda dengan anatomi yang ilmunya cenderung statis (huuuuffff. sedikit melegakan walaupun memang susah bangeeeetttt. hikz7x). He7x. Namun seiring berkembangnya alat kedokteran yang digunakan di dalam pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, MRI, dan lain-lain memungkinkan ilmu anatomi untuk berkembang. Kenapa bisa demikian? Hal itu dikarenakan dengan menggunakan alat-alat tersebut, para ahli dapat melihat susunan tubuh manusia dengan lebih teliti lagi tanpa harus melakukan pembedahan terhadap tubuh manusia. Bisa saja pada waktu melakukan pembedahan ada otot kecil, vasa kecil, saraf kecil atau apalah yang kecil-kecil, yang ikut terpotong pada waktu kita membelah ini itu ini itu (ak dulu juga pernah ngerobek a. carotis interna. hi7x. itu mah bukan kecil lagi boooo. wkwkwkwk). Sudah7x. Kita kembali ke jalan yang benar. Ok7x, kita mulai aj d ceritanya.
Hal itu ternyata terjadi sekitar tahun 1996. Adalah para ahli anatomi dari Universitas Maryland menemukan segelendong otot yang tidak bernama. Otot ini memanjang dari facies lateralis os sphenoid menuju mandibula. Dilihat dari tempat perlekatannya, Hack dan Dunn, anggota dari tim peneliti tersebut memberi nama otot ini sebagai musculus sphenomandibularis. Secara topografi, otot ini terletak di antara musculus pterygoideus lateralis dengan musculus temporalis. Fungsi dari otot ini adalah membantu gerakan mastikasi seperti halnya fungsi dari otot-otot yang ada di sekitarnya. Sebenarnya, setelah diketemukannya otot ini, banyak kontroversi yang muncul. Dilihat dari letaknya yang di sebelah profundal dari musculus temporalis, membuat banyak ahli yang menyatakan bahwa otot tersebut merupakan bagian dari musculus temporalis karena tidak ada bagian dari musculus sphenomandibularis yang terpisah secara nyata dengan musculus temporalis. Namun, tidak sedikit juga para ahli yang tetap bersikeras untuk menyatakan bahwa musculus sphenomandibularis itu benar adanya.
Pada tahun 1998 juga dilakukan penelitian mengenai ada/tidaknya musculus sphenomandibularis ini. Penelitian ini dilakukan oleh Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Tokyo dengan melakukan penelitian pada sepuluh mm. temporales dari lima kadaver yang diteliti. Hasilnya mereka menemukan bahwa terdapat tiga bagian (pars) dari m. temporalis yaitu pars anterolateral, anteromedial, dan midlateral. Berdasarkan origo, insersio, dan innervasinya oleh n. temporalis profundus, otot ini tidak ada perbedaan sehingga disebut sebagai satu kesatuan yaitu m. temporalis meskipun pars anterolateral dan anteromedial pada saat itu merupakan otot yang baru ditemukan.
Kemudian, pada tahun 2002 dilakukanlah penelitian oleh ahli anatomi dari Brazil. Pada penelitian kali ini, mereka menggunakan kadaver anak-anak tidak seperti yang digunakan pada penelitian sebelumnya yang menggunakan kadaver orang dewasa. Hasilnya kembali mengejutkan di mana ternyata otot yang semula disebut sebagai m. sphenomandibularis itu ternyata terpisah dan dapat dibedakan secara baik dengan m. temporalis meskipun serabut kedua otot tersebut saling bersambungan. M. sphenomandibularis ini berorigo di crista infratemporalis ala mayor os sphenoid dan berinsertio di crista temporalis os mandibula. Studi histologi kedua otot tersebut memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan jaringan lemak di antara kedua otot ini. Lalu serabut otot ini berhubungan dengan m, pterygoideus lateralis et m. buccinator.
Lalu pada tahun 2005, kembali dilakukan penelitian terhadap musculus sphenomandibularis. Kali ini dilakukan oleh Universitas Katolik de Louvain dan tetap menggunakan kadaver orang dewasa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu penelitian yang menyimpulkan bahwa otot ini berperan di dalam menimbulkan cephalgia yang spesifik dan migrain karena otot ini menekan n. maxillaris di samping pembuktian mengenai ada/tidaknya otot tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis ternyata tidak didapatkan perbedaan yang berarti antara otot ini dengan m. temporalis. Akan tetapi, pada studi ini didapatkan perbedaan tersebut lebih ke arah perbedaan fungsional daripada struktural. Musculus sphenomandibularis lebih berfungsi untuk mastikasi daripada berperan di dalam menimbulkan cephalgia yang spesifik atau migrain.
Akhirnya dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk membuktikan apakah musculus sphenomandibularis itu ada atau tidak. Karena tidak hanya dilakukan satu atau dua kali penelitian saja untuk membuktikan hal itu. Bisa saja 10 kali, 20 kali, 50 kali, atau 100 kali? Yang jelas tidak ada salahnya kita melakukan penelitian. Karena hasil peneletian kita mungkin saja dapat membantu penelitian yang lain di dalam usaha untuk menguak ilmu pengetahuan yang masih perlu untuk diungkap. Janganlah pernah berhenti untuk selalu belajar dan mendapatkan hasil yang terbaik. Gbu.