Jumat, 07 Agustus 2009

Musculus Sphenomandibularis : Ada atau Tidak Ya?


Duh. Anatomi lagi, anatomi lagi. Memang pelajaran yang satu ini untuk sebagian besar sungguh menyulitkan (termasuk ak jg c. hi7x). Kita dituntut tidak hanya untuk menghafal tapi juga mengerti. Dimulai dari tulang, otot, saraf, dan lain-lain d. Pussssiiiinnnngggg7x. Tapi dibalik kesulitan itu semua ada satu fakta yang menarik dan mungkin banyak teman-teman yang tidak menyadarinya. Di mana ilmu anatomi adalah ilmu yang jarang sekali memiliki perkembangan. Dibandingkan ilmu-ilmu kedokteran yang lain terutama farmakologi yang membahas tentang obat-obat yang tiap tahun hampir selalu terjadi perkembangan seperti diketemukannya obat-obatan yang baru untuk penyakit ini penyakit itu. Argggghhhh!!!! Pokokny pusing d. Berbeda dengan anatomi yang ilmunya cenderung statis (huuuuffff. sedikit melegakan walaupun memang susah bangeeeetttt. hikz7x). He7x. Namun seiring berkembangnya alat kedokteran yang digunakan di dalam pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, MRI, dan lain-lain memungkinkan ilmu anatomi untuk berkembang. Kenapa bisa demikian? Hal itu dikarenakan dengan menggunakan alat-alat tersebut, para ahli dapat melihat susunan tubuh manusia dengan lebih teliti lagi tanpa harus melakukan pembedahan terhadap tubuh manusia. Bisa saja pada waktu melakukan pembedahan ada otot kecil, vasa kecil, saraf kecil atau apalah yang kecil-kecil, yang ikut terpotong pada waktu kita membelah ini itu ini itu (ak dulu juga pernah ngerobek a. carotis interna. hi7x. itu mah bukan kecil lagi boooo. wkwkwkwk). Sudah7x. Kita kembali ke jalan yang benar. Ok7x, kita mulai aj d ceritanya.
Hal itu ternyata terjadi sekitar tahun 1996. Adalah para ahli anatomi dari Universitas Maryland menemukan segelendong otot yang tidak bernama. Otot ini memanjang dari facies lateralis os sphenoid menuju mandibula. Dilihat dari tempat perlekatannya, Hack dan Dunn, anggota dari tim peneliti tersebut memberi nama otot ini sebagai musculus sphenomandibularis. Secara topografi, otot ini terletak di antara musculus pterygoideus lateralis dengan musculus temporalis. Fungsi dari otot ini adalah membantu gerakan mastikasi seperti halnya fungsi dari otot-otot yang ada di sekitarnya. Sebenarnya, setelah diketemukannya otot ini, banyak kontroversi yang muncul. Dilihat dari letaknya yang di sebelah profundal dari musculus temporalis, membuat banyak ahli yang menyatakan bahwa otot tersebut merupakan bagian dari musculus temporalis karena tidak ada bagian dari musculus sphenomandibularis yang terpisah secara nyata dengan musculus temporalis. Namun, tidak sedikit juga para ahli yang tetap bersikeras untuk menyatakan bahwa musculus sphenomandibularis itu benar adanya.
Pada tahun 1998 juga dilakukan penelitian mengenai ada/tidaknya musculus sphenomandibularis ini. Penelitian ini dilakukan oleh Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Tokyo dengan melakukan penelitian pada sepuluh mm. temporales dari lima kadaver yang diteliti. Hasilnya mereka menemukan bahwa terdapat tiga bagian (pars) dari m. temporalis yaitu pars anterolateral, anteromedial, dan midlateral. Berdasarkan origo, insersio, dan innervasinya oleh n. temporalis profundus, otot ini tidak ada perbedaan sehingga disebut sebagai satu kesatuan yaitu m. temporalis meskipun pars anterolateral dan anteromedial pada saat itu merupakan otot yang baru ditemukan.
Kemudian, pada tahun 2002 dilakukanlah penelitian oleh ahli anatomi dari Brazil. Pada penelitian kali ini, mereka menggunakan kadaver anak-anak tidak seperti yang digunakan pada penelitian sebelumnya yang menggunakan kadaver orang dewasa. Hasilnya kembali mengejutkan di mana ternyata otot yang semula disebut sebagai m. sphenomandibularis itu ternyata terpisah dan dapat dibedakan secara baik dengan m. temporalis meskipun serabut kedua otot tersebut saling bersambungan. M. sphenomandibularis ini berorigo di crista infratemporalis ala mayor os sphenoid dan berinsertio di crista temporalis os mandibula. Studi histologi kedua otot tersebut memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan jaringan lemak di antara kedua otot ini. Lalu serabut otot ini berhubungan dengan m, pterygoideus lateralis et m. buccinator.
Lalu pada tahun 2005, kembali dilakukan penelitian terhadap musculus sphenomandibularis. Kali ini dilakukan oleh Universitas Katolik de Louvain dan tetap menggunakan kadaver orang dewasa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu penelitian yang menyimpulkan bahwa otot ini berperan di dalam menimbulkan cephalgia yang spesifik dan migrain karena otot ini menekan n. maxillaris di samping pembuktian mengenai ada/tidaknya otot tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan secara makroskopis dan mikroskopis ternyata tidak didapatkan perbedaan yang berarti antara otot ini dengan m. temporalis. Akan tetapi, pada studi ini didapatkan perbedaan tersebut lebih ke arah perbedaan fungsional daripada struktural. Musculus sphenomandibularis lebih berfungsi untuk mastikasi daripada berperan di dalam menimbulkan cephalgia yang spesifik atau migrain.
Akhirnya dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk membuktikan apakah musculus sphenomandibularis itu ada atau tidak. Karena tidak hanya dilakukan satu atau dua kali penelitian saja untuk membuktikan hal itu. Bisa saja 10 kali, 20 kali, 50 kali, atau 100 kali? Yang jelas tidak ada salahnya kita melakukan penelitian. Karena hasil peneletian kita mungkin saja dapat membantu penelitian yang lain di dalam usaha untuk menguak ilmu pengetahuan yang masih perlu untuk diungkap. Janganlah pernah berhenti untuk selalu belajar dan mendapatkan hasil yang terbaik. Gbu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar